7/13/2009

MULTIBOW

Ketika saya bekerja sebagai arsitek “pemula” di sebuah konsultan struktur di tanjungpinang, ada beberapa kompetisi arsitektur yang saya ikuti. Tujuan saya berpartisipasi dalam ajang kompetisi arsitektur “waktu itu” adalah karena penatnya pikiran dalam bekerja dan adanya keinginan untuk menyegarkan pikiran kembali dengan karya arsitektur. Pekerjaan konstruksi seperti jembatan, jalan, gedung, dermaga beserta isi-isinya (tulangan dsb) berlompatan kesana kemari dalam otak saya yang sebelumnya juga sudah penuh dengan teori-teori dari bangku perkuliahan. Salah satu kompetisi tersebut adalah Indocement Architectural Artwork Competition yang disponsori oleh semen tiga roda dan mewajibkan para pesertanya menggunakan semen merk tersebut untuk bahan utamanya. Tentunya teman-teman juga tahu lebih detail tentang kompetisi tersebut.

Seperti posting saya sebelumnya, walaupun deadline kompetisi mempunyai waktu yang relatif panjang, saya baru mengerjakannya seminggu sebelum batas waktu terakhir kumpul, sungguh kurang profesional. Saya sempat-sempatkan sedikit waktu luang setiap hari untuk mengejar waktu tersebut. Capek memang, kebetulan waktu itu deadline pekerjaan kantor juga menumpuk, alhasil secara bergantian saya mengerjakan kompetisi dan pekerjaan kantor. Proses yang seperti itu, secara tidak langsung ternyata mempengaruhi proses saya dalam mendesain kompetisi artwork yang pada saat itu saya ada pekerjaan shipyard di bagian bawah pulau bintan. Pekerjaan ini diproses menggunakan beton precast sehingga di lapangan kita hanya menyatukan seperti puzzle yang direkatkan (grouting) dengan cairan sikamen.

Akhirnya, mulailah saya menggali ide, dan diantara ratusan ide itu saya ambil satu ide. Gazebow!!. Yap, saya akan membuat gazebow multifungsi yang proses pekerjaanya tidak sulit, cepat, fungsional, dan tidak meninggalkan sampah konstruksi pada saat pengerjaannya. Muncullah nama Multibow (multifunction gazebow) yang seluruh pengerjaannya menggunakan sistem precast. Saya mengambil contoh lokasi di Tepi laut, Tanjungpinang (tempat saya waktu itu bekerja) dan di Pantai Slamaran, Pekalongan (tempat tinggal saya ).

Setelah saya menganalisa site berdasar teori-teori yang saya dapat, saya mulai membuat sketsa tentang proses pembuatan Multibow. Proses desain tersebut berawal dari konsep arsitektur sampai pada perakitan (assembling) pada rencana site.


Walaupun dalam kompetisi ini saya hanya mendapatkan “dua buah mug cantik” dan “majalah tigaroda”, tetapi pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan lebih besar daripada nominal hadiah yang ditawarkan dalam kompetisi tersebut. Saya juga secara terkonsep dan sistematis menerapkan unsur green dan tropical arsitektur dalam desain disamping juga menerapkan pengetahuan precast concrete yang baru saya tahu detailnya saat itu. Sungguh pembelajaran yang sangat besar bagi saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar