Sayembara Desain Puskesmas Populer Medan Metropolitan 2007, begitu judul saat informasi lomba ini keluar di bulan juni 2007. Karena merupakan jenis lomba tanpa banyak “modal” alias gratis biaya pendaftaran, apa salahnya ikutan, pikir saya waktu itu. Seperti biasa, langkah pertama yang saya lakukan adalah mencari semua referensi yang berhubungan dengan perencanaan puskesmas. Hal tersebut dikarenakan lokasi site yang berada di kota Medan, Sumatera Utara. Pihak panitia menginginkan desain yang terpilih sebagai contoh untuk mempopulerkan kepada masyarakat tentang arti pentingnya keberadaan sebuah pusat kesehatan masyarakat. Lokasi pembangunan pun terserah peserta lomba. Kriteria yang diinginkan panitia adalah perencanaan sebuah puskesmas rawat inap dengan luasan ± 800 m2, luas lantai maksimal 2 lantai, fungsi dan peruangan sesuai dengan standart DEPKES RI 2006, memenuhi estetika dalam berarsitektur, serta pemenuhan terhadap filosofi tentang puskesmas.
Setelah dirasa mendapatkan data-data yang cukup, saya mulai mengolah data yang saya dapatkan. Karena merupakan perancangan puskesmas rawat inap, yang merupakan “Pusat Rujukan Antara” bagi penderita gawat darurat sebelum dibawa ke Rumah Sakit, maka pelayanan yang diberikan meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (Pencegahan), Promotif (Peningkatan Kesehatan), Rehabilitatif (Pemulihan Kesehatan). Lalu saya mempelajari struktur organisasi sebuah puskesmas, unit-unit yang harus ada, serta penempatan organisasi ruangnya. Pembagian ruang antara kegiatan utama, kegiatan tambahan, servis, dan penunjang juga dipilah-pilah. Menentukan konsep desain menjadi tujuan awal yang harus dicapai, ada beberapa konsep utama yang saya suguhkan, antara lain memasukkan unsur kenyamanan, unsur karakter dan identitas, aksesibilitas yang mudah, sehat dan higienis, serta image (citra) bangunan resmi, karena si empunya Pemerintah setempat. Setelah mempelajari syarat lokasi perencanaan dan data tentang semua kecamatan di Medan Metropolitan, saya mengambil lokasi perencanaan di Medan Belawan, yang mempunyai Luas 26,25 km2, jumlah penduduk 93.356 jiwa, jumlah RS yang belum ada, dan hanya mempunyai 1 unit Puskesmas. Hal tersebut yang menjadi pertimbangan saya dalam memilih lokasi perencanaan.

Unsur identitas di dapat dari material expose batu bata dan tinggi bangunan yang disokong bentuk atap tinggi (limasan) dengan bagian dalam yang berlubang – sebagai penanda identitas dari udara. Kesan resmi terwujud dalam bentuk massa bangunan yang simetris-kotak, yang juga merupakan struktur tahan gempa dan sebagai optimalisasi peruangan. Hal tersebut juga terwujud dalam grid struktur yang diikuti oleh pola peruangannya. Grid tersebut menerus sehingga di bagian fasade terbentuk sirip-sirip yang berfungsi juga sebagai shading, tempat penunjang bangunan (AC, dsb).


Kenyamanan peruangan didapat dari penzoningan peruangan secara horisontal maupun vertikal yang juga mengikuti grid struktur. Unsur aksesibilitas juga dimasukkan baik di bagian dalam maupun luar ruangan. Penzoningan dengan penempatan taman baik di dalam maupun diluar ruangan memberikan kesan sehat dan higienis yang ditunjang dengan pemilihan warna putih sebagai simbol dan aksen ke-higienis-an. Orientasi bangunan yang (kalau bisa) menghadap timur juga menjadi salah satu unsur desain yang saya pertimbangkan.

Setelah melalui beberapa seleksi yang akhirnya saya masuk menjadi lima besar, saya mempresentasikan karya tersebut di depan pemerintahan Kota Medan Metropolitan. Ada beberapa teman dari universitas lain yang juga masuk lima besar. Setelah presentasi yang melelahkan dan memakan waktu sampe seharian, dengan keterbatasan dan kesungguhan, akhirnya juri menetapkan saya sebagai juara III sayembara tersebut.
Alhamdulillah..

boleh minta file autocad sama 3d ny ga??? kebetulan saya dapat tugas merancang puskesmas...boleh kan buat referensi???
BalasHapusizin untuk referansi tugas besar, kalo boleh minta file softcopy autocad juga
BalasHapus